Lombok Barat - Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kasta NTB, Zulfan Hadi sebut Job Fair yang diadakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda), Kabupaten Lombok Barat (Lobar), terasa seperti calo Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Pasalnya, dari dokumen Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Lobar yang beredar, perekrutan tenaga kerja luar negeri dalam Job Fair tersebut sebesar 64% atau sekitar 3037 lowongan dengan rincian 2962 oleh PT. Sanjaya Thanhary Bahtera dan 75 lowongan oleh PT. Srimadu Jayanusa dari total 4729 yang disediakan Pemda Lobar.
Zulfan Hadi mengatakan upaya Bupati Lobar, Lalu Ahmad Zaini (LAZ), menyediakan Job Fair patut di apresiasi, akan tetapi jika itu dibuat sebagai alternatif untuk honorer dan masyarakat yang dipecat dan digembor-gemborkan sebagai kerja nyata itu adalah penyesatan.
"Kami menduga Job Fair dilakukan dan dibesar-besarkan untuk menekan gejolak publik, dimana terjadi pemecatan ribuan honorer, PBB-P2 naik drastis, pemecetan karyawan RSUD Tripat, pembatasan UHC, hingga pemotongan Jaspel maka itu adalah penyesatan," Ujarnya Minggu 26/10/25.
Ketua umum Kasta NTB itu menyebut bahwa Job Fair Lobar diduga hanya gimmick. Ia menyebut, selain 64% direkrut menjadi TKI, 500 lowongan disediakan untuk berkebun sawit dan 200 lowongan sebagai penagih di perusahaan Fintek, sedangkan fokus dari Job Fair adalah untuk subsidi pemecatan honorer. Menurutnya Job Fair harus berdasarkan kualifikasi, industri dan tingkat pendidikan.
"Jangan-jangan dan patut diduga Job Fair TKI ini ada komisi dari perusahaan untuk rekrut TKI, calo TKI komisinya lumayan kan," Cetusnya.(red)

Social Footer