Lombok Barat – Aktivis perempuan Nusa Tenggara Barat, Mahmuda Kalla yang akrab disapa mbak uda ini mengajak masyarakat untuk memberikan apresiasi terhadap kinerja Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lombok Barat. Menurutnya, dalam beberapa waktu terakhir, unit tersebut telah menunjukkan komitmen dan profesionalisme dalam menangani sejumlah kasus, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga kasus asusila, yang terjadi di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
Mbak uda menilai, berbagai penanganan kasus yang dilakukan oleh Unit PPA berjalan sesuai prosedur, transparan, dan akuntabel. Salah satu di antaranya adalah penanganan kasus dugaan asusila yang terjadi di Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, yang kini telah melalui tahapan pemeriksaan dan proses hukum sebagaimana mestinya.
Terkait informasi meninggalnya terlapor pada Kamis, 16 Oktober 2025, Mahmuda menegaskan bahwa berdasarkan informasi yang ia peroleh, tidak ditemukan adanya tekanan dari pihak penyidik PPA dalam proses tersebut. “Dari hasil penelusuran dan informasi yang kami terima, terlapor baru dilakukan klarifikasi satu kali oleh pihak kepolisian. Jadi kami melihat tidak ada indikasi tekanan sebagaimana yang mungkin beredar di luar,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mbak uda berharap agar masyarakat dapat menilai setiap proses hukum dengan bijak dan tetap menghormati asas praduga tak bersalah, serta memberikan ruang kepada aparat penegak hukum untuk bekerja secara profesional.
“Kami dari kalangan aktivis perempuan tentu akan terus mengawal isu-isu perlindungan perempuan dan anak di Lombok Barat, namun juga penting untuk memberikan dukungan kepada aparat ketika mereka bekerja dengan baik dan sesuai aturan,” tambahnya.
Dengan demikian, Mbak uda mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga suasana kondusif dan terus memperkuat sinergi antara masyarakat sipil, lembaga pendamping, dan aparat penegak hukum demi mewujudkan perlindungan yang berkeadilan bagi perempuan dan anak di Lombok Barat.(red)
Social Footer