Lombok Barat - Satgas barang kena cukai (BKC) Ilegal Kabupaten Lombok Barat (Lobar) melakukan operasi penindakan peredaran rokok ilegal Selasa (11/4). Petugas menyasar sejumlah pertokoan di Kecamatan Gerung dan Kediri.
Dari operasi tersebut, petugas berhasil menyita 100 pack atau 670 bungkus rokok ilegal. Dengan rincian, 526 bungkus di pertokoan Kecamatan Kediri, dan 144 bungkus di Kecamatan Gerung. “Rokoknya langsung kita sita dan telah diamankan di Kantor Bea Cukai Mataram,” ujar Kasat Pol PP Lobar Baiq Yeni S Ekawati.
Yeni menerangkan, hasil sitaan rokok ilegal tersebut cukup banyak. Ini menunjukkan, bahwa peredaran rokok ilegal di Lobar masih cukup tinggi. “Dari hasil operasi yang kita lakukan, ada beberapa merk yang kita temukan,” jelasnya.
Seperti rokok merk Mocacino, HD, Smith, Conex, Novem Xeon, dan lain sebagainya. Yeni berharap kepada masyarakat untuk tidak membeli merk-merk rokok tersebut. “Kita mengimbau kepada pedagang dan masyarakat luas agar memakai atau menjual rokok legal,” harapnya.
Kata dia, rokok legal telah memberikan banyak manfaat kepada negara dan masyarakat. Selama ini, hasil dari cukai rokok ilegal dikembalikan lagi untuk kepentingan masyarakat. Misalnya dikonversi menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
Selain disalurkan dalam bentuk bantuan langsung kepada masyarakat, Yeni mengaku, 40 persen dari hasil pajak cukai rokok dipergunakan di bidang kesehatan. Seperti untuk pembangunan sarana dan prasarana kesehatan, dan kebutuhan lainnya. “Kemudian 10 persen untuk penegakan perda,” katanya.
Artinya, dengan tetap mengkonsumsi rokok legal, berarti secara tidak langsung telah berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Sementara, rokok ilegal tidak memberikan kontribusi sedikit pun kepada negara. “Tidak ada pajak yang masuk, sehingga kita mengimbau masyarakat agar membeli rokok legal,” saran Yeni.
Bila terus menggunakan rokok ilegal, masyarakat juga akan rugi. Sebab, pemasukan negara melalui cukai dan pajak rokok akan berkurang. “Kami menghimbau pedagang dan masyarakat agar menggunakan rokok legal agar negara dan daerah tidak rugi”, tutup Yeni
Social Footer