Lombok Barat - Menanggapi Pemberitaan sebelumnya, Edisi 20 Maret 2023, Pembina Yayasan Durattun Nasihin Attegali, Desa Jagaraga, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Munawir Haris atau disebut berinisial MH, akhirnya buka suara. Ditegaskan MH, dugaan penggelapan yang berhembus dari Pendiri Yayasan, Ustaz Ikhya' Ulumudin Arridwany, itu tidak benar.
"Jadi saya pastikan dugaan penggelapan dana hibah pokir untuk Yayasan Durattun Nasihin Attegali, itu tidak benar," bantah pria yang saat ini menjabat anggota DPRD Lobar, Fraksi PAN, Selasa (21/03).
Dijelaskan MH, dana hibah pokir tersebut, masuk dalam APBD Lobar Tahun Anggaran 2022, yang pengajuannya melalui proposal. Dimana keseluruhan dana hibah Rp 150 juta, tidak hanya dialokasikan untuk yayasan. Namun terbagi untuk beberapa peruntukan.
Antara lain, rehab rumah ibadah Yayasan Duratun Nasihin Attegali, sekitar hampir Rp 50 juta. Kemudian untuk sekretariat dan pengadaan komputer, sumbangan untuk sejumlah tempat musala, serta beberapa hal lainnya.
"Mereka tidak tahu bahwa hibah ke yayasan itu peruntukannya untuk apa. Ada rehab rubath ada untuk sekretariat yayasan, beserta perlengkapan yayasan. Seperti komputer printer dan lain-lain. Termasuk juga untuk bantuan pembangunan musala yang ada di dusun tegal. Mungkin mereka kira hanya untuk rubath saja," singgungnya.
"Berikutnya untuk beli spandek dan beberapa kebutuhan lainnya. Tahap awal pembangunan, dulu memang patungan sukarela dengan jamaah. Saya juga sebenarnya pendiri yayasan. Karena dari awal perjuangan dulu saya paling depan, bahkan dari nol sebelum ada bangunan yayasan itu," jelasnya.
Setelah semua pekerjaan klir, lanjut MH, Anggaran yang masih tersisa saat itu, sekitar Rp 15 juta, itupun dibagi lagi. Dengan rincian, sekitar Rp. 4 juta, disisihkan untuk pembayaran pembuatan akta notaris yayasan dan Rp. 11 Juta, diserahkan ke pendiri yayasan tersebut. Ini dihajatkan untuk perbaikan MCK, tempat wudhu dan pengecatan rubad yayasan.
"Jadi nggak benar kalau seluruh bagian rubath yayasan itu dari jamaah. Kalau bagian depan itu memang jamaah, tapi bagian belakang sampai spandeknya itu dari dana hibah pokir," timpalnya.
"Intinya masalah tehnis pokir itu kewenangan ketua yayasan yang bertanggungjawab ke ketua pembina yayasan. Bahkan ketua dan pembina itu juga sebagai pendiri di yayasan tersebut dari nol sampai selesai bahkan di resmikan beberapa bulan lalu oleh Bupati Lobar," tegasnya.
MH pun mengklaim, ada pihak lain yang berusaha meretakan hubungan baiknya dengan Ustaz Ikhya' Ulumudin Arridwany. Sebab, sejarah pembangunan Rubath sampai dengan finishing, berkat jerih payah dirinya bersama Ustaz tersebut dan para jamaahnya.
"Saya sudah mulai dari nol pembangunan rubad itu sampai finish sama Ustaz Ulum beserta jamaah. Karena saya juga pendiri rubad dan pembina yayasan," sesalnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Duratun Nasihin Attagali, Fathurrahman, menyesalkan dugaan pendiri yayasan yang dimuat melalui media massa. Dia pun menyangkal adanya pernyataan bahwa pihaknya tidak pernah berkoordinasi soal pencairan dana hibah pokir.
Pencairan yang dilakukan dirinya, sudah mendapat persetujuan dari bendahara. Bahkan Jauh hari sebelumnya, pihaknya sudah mengantongi KTP bendahara yayasan, sebagai syarat untuk pencairan dana hibah di bank.
"Intinya tidak benar apa yang disampaikan. Bahkan untuk tanda tangan saat mencairkan dana, bendaharanya sudah mempersilahkan. Bukti chat saya dengan bendahara, masih saya simpan," tegasnya.
Ditempat yang sama, salah satu Ketua RT di di Dusun Tegal, Sai'un, membenarkan pernyataan ketua yayasan. Dia pun menyesalkan, ketidakpengetahuan pendiri yayasan menyebabkan situasi warga menjadi tidak kondusif.
"Semua warga juga sudah tahu, bahwa penbangunan bagian belakang rubad sampai spandeknya itu dari dana hibah pokir," tandasnya.(red)
Social Footer