Lombok Barat - Hujan lebat yang disertai angin kencang di pulau Lombok akhir-akhir ini, menyebabkan banyak terjadinya bencana dan membuat kerusakan beberapa fasilitas umum di Lombok Barat.
Senggigi merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi andalan atau primadona bagi Lombok Barat, sehingga banyak upaya yang telah ditempuh oleh Pemda dan juga Dinas Pariwisata Lombok Barat untuk menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung ke senggigi.
Salah satu hal yang menjadi perhatiannya adalah akses menuju ke senggigi supaya wisatawan merasa nyaman dan tentunya mampu merasakan kepuasan setelah berkunjung ke senggigi.
Pada tahun 2020 lalu Dinas Pariwisata Lombok Barat telah memperbaiki akses jalan menuju senggigi, akan tetapi proyek revitalisasi yang telah digagas oleh Dinas Pariwisata tersebut telah ambruk akibat longsor yang terjadi di wilayah senggigi, Tentu ini bukan kabar yang baik, pasalnya proyek yang digagas tersebut bisa dikatakan sebagai proyek yang baru karena kurang lebih baru satu tahun ini diakses oleh masyarakat.
Dengan waktu yang relatif singkat ini tentu kami menduga ada hal yang mengganjal dibalik proyek revitalisasi di wilayah senggigi tersebut. Sebagai diketahui bersama, wilayah di senggigi merupakan salah satu wilayah yang rentan terkena tanah longsor, maka ketika pengerjaan proyek tersebut Dinas Pariwisata harusnya memperhatikan hal tersebut untuk mengantisipasi atau meminimalisir terjadinya kerusakan terutama dimusim penghujan.
Dalam seminggu terakhir, 2 Proyek Dispar Lombok Barat amblas tergerus longsor. Rest Area Sheraton dan Rest Area Alberto, merupakan Program dari Pemkab Lombok Barat untuk menata kembali Wisata Senggigi.
Penataan rest area kawasan sekitar hotel Sheraton yang dimenangkan oleh PT. Sanur Jaya Utama dengan alokasi 2.6M dan Penataan rest area kawasan sekitar Alberto yang dikerjakan oleh CV. Alfandi Putra sebesar 1.8M.
KASTA NTB (Kajian Advokasi Sosial Serta Tranparansi Anggaran) menyoroti 2 Proyek Dispar tersebut. Ketua Devisi Investigasi Datu Daha mengungkapkan bahwa perlu dilakukan kajian dan evaluasi terhadap penataan tersebut karena dinilai bukan menjadikan Senggigi lebih indah dan nyaman, tetapi memperburuk akses dan rawan untuk para wisatawan. "Jika berbicara tentang bencana alam, sebelum dilakukan penataan, tidak pernah terjadi hal-hal seperti ini. Tapi setelah di rehab, koq semakin membahayakan. Ini menjadikan tanda tanya besar mengenai Spek, kualitas dan volumenya".
Menurut Alhadi Ketua DPD Kasta Lobar pihaknya akan segera turun dan melakukan investigasi serta pengumpulan data untuk menindaklanjuti gagalnya 2 Proyek Dispar Lobar tersebut.
"Jangan berframe ini bencana alam, seharusnya sebuah penataan itu memperkuat yang sudah ada, bukan malah lebih kropos. Hal ini tidak bisa dibiarkan, karena alokasi dananya sangat besar. Dan ini juga harus segera ditindaklanjuti agar Pemkab Lombok Barat lebih serius di tiap Proyek-proyek yang ada, jangan asal bangun alias asal jadi Proyek saja" tutupnya.
Sementara itu, Kadispar Lobar yang di Chat Via Whatsapp oleh media ini hingga berita ini diterbitkan belum ada respon.(red)
Social Footer