SeputarLombok.com|Lombok Barat – Pariwisata di wilayah Narmada yang selama ini dikenal dengan slogan Kota Air tampaknya mulai terancam. Ancaman itu bahkan sudah meresahkan warga sekitar.
Hal itu diungkapkan oleh anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Batu Kute, H. Mawardi, SE, MH., kepada awak media. Parahnya, ancaman rusaknya dunia pariwisata di Narmada itu justru disebabkan oleh perusahaan pengelola air, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang seharusnya ikut menjaga kelanjutan dunia pariwisata dan alam sekitar.
Mawardi mengatakan, pihaknya menilai jika PDAM Giri Menang melakukan pemasangan pipa jumbo di sepanjang aliran sungai yang melintasi wilayah empat (4) desa, antara lain Desa Presak, Batu Kute, Dasan Tereng, dan Desa Sembung Kecamatan Narmada.
Anehnya, pemasangan pipa jumbo yang merupakan proyek tahun 2017 dengan anggaran Rp. 17 M itu terkesan asal asalan. Sebabnya, pihak PDAM melepas pipa tersebut begitu saja dengan cara diikat di batang batang pohon.
“Tapi pemasangannya tidak satu lajur, sehingga zig zag. Ini kan sampahnya jadi tersandung dan sering menyebabkan air kali meluap,” kesalnya.
Bahkan, dia melanjutkan, luapan air kali yang disebabkan oleh banyaknya sampah akibat pipa PDAM yang dipasang zig zag itu menyebabkan abrasi pada tanah warga yang bersempadan dengan kali.
“Ini kan merugikan masyarakat,” lanjutnya dengan nada kesal.
Ditambahkan, selain metode pemasangan pipa yang dianggap tidak sesuai dengan prosedur, pihak PDAM juga dituding tidak pernah melakukan koordinasi dengan pihak desa. Pada saat pemasangan, PDAM hanya datang dan memberi permakluman saja.
“Kita sudah bersurat ke PDAM, kami tembuskan juga ke DPRD, BWS bahkan Bupati, tapi belum ada tindakan,” tukasnya.
Di lokasi yang sama, Kades Batu Kute, M.Misrafuddin menambahkan, warganya yang terdampak akibat pipa tersebut keberatan dan melakukan protes kedesa.
“Kalau tidak ditanggapi kami tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah warga sekiranya bertindak anarkhis dengan merusak atau memotong motong pipa tersebut. Sementara kali yang tadinya kita rencanakan untuk arena arung jeram, menjadi rusak dan kotor oleh gundukan sampah yang tersangkut di pipa tersebut. Sungai ini merupakan salah satu aset wisata desa kami,” keluhnya.
Bahkan, warga kerap didatangi warga yang mengeluh. “Setiap hari warga saya dating, mau di rumah, di kantor, mereka ngeluh. Kami sudah berupaya melapor ke PDAM dan instansi terkait, namun tidak pernah digubris,” kecewanya.
Sementara itu Camat Narmada, Bq. Yeni Satriani Ekawati, S.Sos., di Kantor Camat mengaku sudah mendengar keluhan warga tersebut. Dia juga berjanji akan membela kepentingan masyarakat.
“Saya mendapat laporan saat silaturrohmi ke Desa Batu Kute, dan saya sudah mencoba bersurat ke BWS. Pipa ini seharusnya ditata dengan baik agar terlihat rapi dan tidak mengganggu masyarakat. Dan masyarakat kami kan tidak pernah mengganggu PDAM. Sementara Desa Batu Kute ingin memanfaatkan debit air sungai itu untuk arena olah raga arung jeram sebagai salah satu destinasi wisata. Dan tujuan ini menjadi harapan kita bersama,” jelasnya.
Terpisah BWS NT1 melalui humasnya seperti lepas tangan. Dia menjelaskan, bahwa pihaknya hanya sebatas membangunkan reservoir atau bak penampungan saja
“Selanjutnya diserahkan kepada Cipta Karya. Terkait pemasangan pipa dan instalasinya sudah menjadi tanggung jawab PDAM dan Cipta Karya, sebagai pelaksananya,” tandasnya. (RD)
Social Footer